amacomedia.com, Banjarbaru - Special Olympics Indonesia Pengda Kalsel kembali menggelar event Unified Futsal Kalimantan Selatan mulai Jum'at (15/11) sampai Minggu (17/11). Dimulai dengan keabsahan atlet dan mulai bertanding hari sabtu sampai hari minggu bertempat di Borneo Futsal, adapun peserta berjumlah 7 tim putra dan 5 tim putri yang berasal dari kabupaten Banjar, Tabalong, Banjarbaru, Banjarmasin dan tanah laut. Hal ini disampaikan oleh ketua panitia Arfawi. 

Arfawi menambahkan bahwa Unified Futsal ini gabungan atau kombinasi antara permainan atlet non disabilitas dan disabilitas intelektual yang mana tujuan utamanya adalah  menyeleksi atlet -atlet potensial yang nantinya akan diberangkatkan ke Berau Kalimantan Timur di tahun 2025 yaitu event Kalimantan Cup, yang dulunya bernama Borneo Cup.

Menariknya, keabsahan yang dilakukan oleh SOIna Kalsel kali ini benar-benar ketat, seperti yang disampaikan ketua koordinator keabsahan Jaka Prasaja Pebrianto, 

Baca Lainnya :

• SOIna Kalsel Salah Satu Wakil Indonesia Di Special Olympic World Winter Games 20250
• SOIna Kalsel Laksanakan Unified Champion Schools Futsal ke-20
• BPBD Kalsel Berikan Reward Kinerja Terbaik Kepada Empat Pegawai Non ASN 0
• SOIna Club Tanah Bumbu Gelar Kompetisi Down Syndrome & Disabilitas Intelektual0
• SOIna Kalsel Bersiap Peringati Hari Disabilitas Internasional (HDI)0

untuk kegiatan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kami mendatangkan atlet langsung ke tempat keabsahan, mengingat pernah ada beberapa kejadian di tahun-tahun sebelumnya terkait dengan keabsahan atlet tersebut. Tahun ini kami mengambil inisiatif menggunakan cara yang seperti ini dan ada beberapa treatment yang kami gunakan yang pertama  kordinasi motorik, yang kedua hearing yaitu menyimak dan menceritakan kembali, yang ketiga reading atau membaca dan menceritakan kembali bacaannya.

Kenapa itu yang kami ambil, karena anak-anak disabilitas intelektual ada kendala di tiga bidang tersebut,  mungkin apabila ada evaluasi mengenai treatment treatment atau keabsahan ini bisa kita kordinasikan dengan pihak special olympics. Latar belakang adanya keabsahan ini adalah karena ada anak yang bukan porsinya di special olympics Indonesia ikut bertanding atau ikut berkompetisi dengan anak-anak yang disabilitas intelektual, hal itu sangat disayangkan. Dengan adanya treatmen keabsahan yang berbeda dari sebelumnya, mudah-mudahan ini bisa menjadi perubahan bagi Special Olympics Indonesia.

Treatment keabsahan ini yang pertama dilakukan, bahkan SOIna pusatpun belum mengadakan treatmen kebasahan tersebut.  mungkin di kegiatan - kegiatan selanjutnya akan kita lakukan yang seperti ini guna menghindari  anak-anak yang bukan disabilitas intelektual berkompetisi di special olympics. (Adm)